Jakarta — Pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon presiden, Anies Baswedan, yang mengungkapkan niatnya untuk membentuk partai politik baru, memicu berbagai reaksi dari kalangan politik. Pernyataan ini tidak hanya mendapatkan komentar serius, tetapi juga memunculkan berbagai tanggapan satir dari para elite politik. Salah satu yang paling mencolok adalah respons dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin.
Dalam sebuah video yang viral tak lama setelah pernyataan Anies, Cak Imin tampak menyindir temannya yang ingin mendirikan partai politik baru. Meski tidak menyebutkan nama secara spesifik, banyak yang menduga bahwa sindiran tersebut ditujukan kepada Anies Baswedan.
“Saya jadi inget ada teman saya bikin partai, saya tanya ngapain lu bikin partai, udah gabung yang ada aja. Saya cuman pengen dipanggil ketum katanya,” ujar Cak Imin sambil tertawa dalam video tersebut.
Pernyataan Cak Imin ini langsung menjadi sorotan publik, terutama karena konteksnya yang muncul setelah Anies mengungkapkan keinginannya untuk mendirikan partai baru. Komentar satir Cak Imin ini dianggap sebagai bentuk sindiran terhadap Anies, yang dianggap hanya mengejar status dan posisi dalam dunia politik.
Niat Anies untuk mendirikan partai politik baru muncul setelah ia gagal maju dalam Pilkada Jakarta 2024 dan Pilpres 2024. Langkah ini dianggap oleh sebagian kalangan sebagai upaya untuk tetap relevan dalam peta politik nasional dan sebagai strategi untuk membangun basis politik yang lebih solid untuk masa depan. Namun, langkah ini juga menuai skeptisisme, terutama dari kalangan politisi yang melihatnya sebagai tindakan yang lebih didorong oleh ambisi pribadi daripada upaya untuk membawa perubahan signifikan.
Reaksi Cak Imin ini, meski disampaikan dengan nada bercanda, menyiratkan pandangan kritis terhadap motif di balik keputusan Anies tersebut. Banyak yang menilai bahwa sindiran Cak Imin mencerminkan kekecewaan atau ketidakpercayaan terhadap efektivitas dan tujuan dari partai politik baru yang direncanakan oleh Anies.
Sampai saat ini, Anies belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Cak Imin atau reaksi satir lainnya yang muncul. Namun, perdebatan mengenai langkah politik Anies ini diperkirakan akan terus berlanjut, mengingat posisi Anies sebagai salah satu tokoh politik yang masih memiliki pengaruh signifikan di Indonesia.
Dengan berbagai reaksi yang muncul, termasuk sindiran dari Cak Imin, niat Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik baru ini tidak hanya menambah dinamika politik di Indonesia, tetapi juga menunjukkan betapa tajamnya persaingan dan perseteruan di antara para elite politik menjelang pemilu mendatang. Bagaimana Anies akan merespons kritik dan satir ini, serta apakah ia akan melanjutkan rencananya untuk membentuk partai, masih menjadi tanda tanya besar di kalangan pengamat politik dan masyarakat luas. (Red)