Washington, D.C. – Donald Trump, kandidat dari Partai Republik, kembali memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, menjadikannya presiden kedua dalam sejarah AS yang menjabat dua periode secara tidak berturut-turut. Berdasarkan data terkini yang dihimpun oleh Voice of America (VOA) per 6 November pukul 15.03 WIB, @realdonaldtrump berhasil mengumpulkan 267 suara elektoral, melampaui batas mayoritas yang diperlukan untuk memenangkan pemilu.
Kemenangan Trump dalam pemilu kali ini sekaligus mengulang sejarah yang terakhir kali terjadi pada masa Grover Cleveland, presiden ke-22 dan ke-24 Amerika Serikat. Cleveland menjadi presiden dua kali pada tahun 1885-1889 dan 1893-1897, dengan jeda satu periode. Dengan kemenangan Trump kali ini, ia mengikuti jejak Cleveland dan kembali menjabat setelah kekalahannya pada pemilu 2020 dari Joe Biden.
Trump mengumumkan kampanyenya untuk maju kembali dalam pemilihan presiden pada 2024 setelah masa kepresidenan Biden. Sepanjang kampanyenya, Trump mengusung isu ekonomi, keamanan perbatasan, serta kebijakan luar negeri yang lebih keras, terutama terhadap Tiongkok dan Rusia. Popularitas Trump tampaknya kembali mencuat seiring keberhasilan Partai Republik memperoleh dukungan luas dari pemilih yang menginginkan perubahan kebijakan di bawah pemerintahan Biden.
Kampanye Trump untuk kembali ke Gedung Putih mengusung slogan “Make America Great Again, Again,” dengan janji-janji untuk memperkuat keamanan dalam negeri, meningkatkan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Partai Republik juga meraih dukungan kuat di sejumlah negara bagian penting yang sebelumnya menjadi basis suara Demokrat, mengindikasikan perubahan lanskap politik yang signifikan di negara tersebut.
Beberapa pengamat politik menganggap kemenangan Trump ini sebagai simbol kekuatan Partai Republik yang masih kuat di Amerika, terutama di wilayah-wilayah yang terdampak ekonomi serta keamanan. Mereka menilai bahwa basis pemilih Trump tetap solid, bahkan setelah Trump sempat keluar dari Gedung Putih.
Menantang Agenda Politik Biden dan Masa Depan Amerika Serikat
Setelah diumumkannya kemenangan Trump, berbagai pihak mulai memproyeksikan bagaimana arah kebijakan pemerintahan Trump pada periode kedua ini. Kebijakan terkait ekonomi dalam negeri dan hubungan luar negeri akan mendapat sorotan tajam. Terutama, Trump diyakini akan membawa AS kembali pada kebijakan luar negeri yang lebih proteksionis serta memperketat hubungan dagang dan militer dengan negara-negara yang dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat.
Di sisi lain, Demokrat dan sebagian masyarakat AS yang menolak Trump tetap mempertanyakan kebijakan-kebijakan yang akan diusung di bawah kepemimpinannya. Beberapa tokoh Demokrat menyatakan akan terus memperjuangkan isu-isu lingkungan, kesehatan, dan kebijakan yang dianggap lebih inklusif meski kini akan berada dalam situasi oposisi yang kuat.
Dengan Trump yang kembali menjabat, AS akan memasuki fase baru dalam sejarah politiknya. Masa jabatan kedua ini menjadi momentum bagi Trump untuk membuktikan kemampuan dan visinya dalam membawa perubahan yang diinginkan oleh para pemilihnya.(Red)