Jakarta – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, turut angkat bicara mengenai hebohnya gerakan ‘Anak Abah’ yang berencana mencoblos tiga pasangan calon (paslon) dalam Pilgub Jakarta 2024. Gerakan ini, yang diduga diprakarsai oleh kelompok pendukung Anies Baswedan yang kecewa atas gagalnya Anies maju dalam Pilgub, menuai sorotan dari berbagai pihak.
JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, menanggapi situasi ini dengan tenang. Dalam pernyataannya, JK meminta semua pihak untuk tidak terbawa emosi. Menurutnya, dalam demokrasi, setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihannya sendiri tanpa harus didorong oleh tekanan atau emosi berlebihan.
“Jangan emosi, ya. Pilkada ini adalah hak semua warga negara untuk menentukan pilihannya masing-masing. Kalau ada yang memilih tiga paslon atau memilih tidak ikut serta (golput), itu bagian dari hak politik mereka,” ujar JK saat ditemui di Jakarta pada Senin (9/9).
Gerakan ‘Anak Abah’ muncul sebagai bentuk protes politik dari kelompok simpatisan Anies Baswedan yang merasa kecewa setelah Anies tidak lolos sebagai calon gubernur dalam Pilgub Jakarta. Para pendukungnya, yang kerap disebut sebagai ‘Anak Abah’—merujuk pada panggilan akrab untuk Anies—mengusulkan strategi coblos tiga paslon sebagai bentuk simbolik untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap para calon yang tersedia.
Meskipun gerakan ini viral dan ramai diperbincangkan di media sosial, Jusuf Kalla mengingatkan bahwa setiap bentuk protes politik sebaiknya dilakukan dengan cara yang damai dan dewasa. “Kita harus bisa berpolitik dengan kepala dingin. Jangan sampai emosi malah mengaburkan tujuan utama dari pesta demokrasi, yaitu memilih pemimpin yang terbaik untuk Jakarta,” ujar JK.
JK juga menekankan pentingnya menghormati perbedaan pendapat dalam pemilihan. Menurutnya, demokrasi adalah tentang memberikan ruang bagi setiap warga negara untuk membuat pilihan yang mereka anggap terbaik, tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau sentimen kelompok.
“Orang punya pilihannya sendiri. Demokrasi adalah tentang kebebasan memilih. Masing-masing orang punya pertimbangan, dan itu harus dihormati. Apa pun pilihannya, yang penting kita jaga suasana damai dan kondusif,” tegasnya.
Pernyataan JK ini diharapkan dapat meredam tensi politik yang kian memanas di tengah semakin dekatnya Pilgub Jakarta. Ia juga mengingatkan bahwa fokus utama dalam pemilihan ini adalah mencari solusi terbaik bagi kemajuan Jakarta, bukan justru memperkeruh suasana dengan gerakan yang mengarah pada sentimen negatif.
Menanggapi pernyataan JK, beberapa tokoh politik ikut memberikan pandangannya. Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, menyebutkan bahwa sikap tenang JK perlu ditiru oleh semua pihak. “Kami sangat setuju dengan Pak JK. Dalam situasi panas seperti sekarang, sangat penting untuk menjaga ketenangan dan membiarkan proses demokrasi berjalan dengan baik,” ujar Herman.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR, Arsul Sani, juga memberikan pandangan serupa. Menurutnya, gerakan seperti ‘Anak Abah’ adalah bagian dari kebebasan berekspresi, namun sebaiknya dilakukan dengan cara yang tidak mengarah pada pemecahbelahan. “Ini saatnya kita mengedepankan persatuan. Protes boleh, tapi harus dilakukan dengan cara yang positif dan tidak merusak tatanan demokrasi kita,” tegas Arsul.
Hebohnya gerakan ‘Anak Abah’ yang menyerukan untuk mencoblos tiga paslon dalam Pilgub Jakarta telah menjadi sorotan publik, namun Jusuf Kalla mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan tidak emosi. JK menekankan pentingnya menghormati pilihan politik masing-masing warga negara, serta menjaga suasana damai dalam kontestasi politik.
Pilkada Jakarta adalah momentum penting bagi warga ibu kota untuk menentukan masa depan daerahnya. Oleh karena itu, JK mengingatkan bahwa semangat demokrasi harus dijaga dengan kedewasaan dan sikap saling menghormati, agar pemilihan ini berjalan dengan damai dan sukses. (Red)