Medan – Peristiwa berdarah terjadi di Jalan
Mangkubumi, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, pada Senin malam (16/12/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. Seorang pemuda bernama Frezky (33) mengalami nasib mengenaskan saat
mencoba melindungi ibunya,
Anjile Dewi (60), dari ayunan kelewang milik Suhartono Cahaya Winaya alias Tono.
Dalam upaya heroiknya, jempol tangan Frezky putus seketika setelah menangkis
serangan tersebut. Setelah melukai korban, pelaku langsung melarikan diri, meninggalkan lokasi kejadian.
Warga sekitar yang mendengar keributan segera berkerumun dan membawa Frezky serta ibunya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Frezky, insiden ini bermula tanpa adanya konflik sebelumnya antara dirinya dan pelaku. Pada malam kejadian, ia dan pacarnya baru saja pulang dari SPBU Imanuel di Jalan Sudirman. Dalam perjalanan pulang, pelaku yang dikenal sebagai Tono tiba-tiba mencoba menyerang mereka dengan kelewang.
“Kami tidak pernah ada masalah apapun. Saat di jalan, dia sudah mau bacok kami. Hampir kena kepala, tapi untung pacar saya pakai helm. Saya juga berhasil mengelak, dan akhirnya kami lolos dari kejarannya,” ujar Frezky saat ditemui di rumah sakit pada Kamis (19/12/2024).
Namun, aksi Tono belum berhenti.
Beberapa saat kemudian, ia mendatangi rumah Frezky dengan kelewang di tangan. Saat hendak menyerang Frezky, ibunya
mencoba menghalangi. Khawatir ibunya terluka, Frezky refleks menangkis serangan tersebut dengan tangannya, hingga jempolnya putus.
“Pas dia mau bacok aku, dihalangi ibu aku. Tapi karena aku takut kelewang kena ibu, aku tangkis. Itu yang bikin jempol aku putus,” katanya dengan nada pilu.
Motif Diduga Kesalahpahaman Meski belum mengetahui pasti motif penyerangan, Frezky menduga bahwa tindakan Tono dipicu oleh kesalahpahaman. Saat Frezky dan pacarnya berbincang sambil tertawa-tawa di motor, pelaku mungkin merasa dirinya menjadi bahan gosip.
“Namanya pasangan, kan biasa ketawa-tawa di jalan sambil ngobrol. Tapi mungkin dia salah paham dan mengira kami ngomongin dia”jelasnya.
Setelah kejadian tersebut, ibu Frezky, Anjile Dewi, secara resmi melaporkan peristiwa ini ke Polsek Medan Kota. Laporan ini tercatat dalam STTLP/B/3571/XII/2024/ SPKT/Polrestabes Medan Polda Sumatera Utara.
Harapan Keluarga
Keluarga Frezky berharap polisi segera menangkap pelaku dan memberikan hukuman yang setimpal.
“Kami minta polisi bertindak tegas. Jangan sampai ada orang lain yang jadi korban seperti kami,” pungkas Frezky.
Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan
dan memburu pelaku yang hingga kini belum diketahui keberadaannya. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga emosi dan menghindari tindakan kekerasan yang dapat merugikan banyak pihak. (Red)