Jakarta – Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia dinilai sebagai tanda kecemasan dirinya akan kehilangan dukungan politik.
Pengamat politik Ray Rangkuti menyatakan bahwa partai-partai politik yang sebelumnya mendukung Jokowi mulai berusaha melepaskan diri karena perbedaan kepentingan.
“Partai-partai yang mendukungnya sudah beda jalan. Mereka kan ketemu kalau kepentingannya sejalan, kalau sudah enggak ya sudah beda lagi,” kata Ray saat dihubungi pada Jumat (2/8/2024).
Ray menjelaskan bahwa permintaan maaf Jokowi adalah upaya untuk mendapatkan simpati masyarakat di tengah situasi politik yang semakin tidak mendukung.
“Mau lengser ini dia (Jokowi) enggak punya pegangan lagi,” tambah Ray.
Selain itu, Ray menilai bahwa permintaan maaf Jokowi juga menunjukkan bahwa dia tidak bisa meraih semua ambisi politiknya.
“Permintaan maaf ini memperlihatkan sinyal bahwa Jokowi menghadapi kesulitan dalam mencapai target-target politiknya,” ujar Ray.
Situasi politik yang semakin dinamis dan pergeseran dukungan dari partai-partai politik membuat posisi Jokowi semakin sulit.
Dukungan yang dulu solid kini mulai terpecah, memaksa Presiden Jokowi untuk mencari cara lain demi mempertahankan dukungan, termasuk dengan meminta maaf kepada rakyat.
Dengan situasi ini, masa depan politik Jokowi dan stabilitas dukungan terhadap pemerintahannya menjadi perhatian utama, terutama menjelang akhir masa jabatannya. (Red)