Musi Rawas Utara – Novi (34), seorang janda dengan dua anak di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, harus menerima kenyataan pahit menjalani hukuman penjara selama 14 bulan. Hukuman ini dijatuhkan setelah ia tidak mampu membayar uang damai sebesar Rp60 juta yang diminta oleh pihak ketiga terkait kasusnya.
“Karena pelaku ini ada pihak ketiga minta uang damai Rp60 juta, sementara Novi mana ada duit Rp60 juta,” ujar pengacara Novi, Dian Burlian, Sabtu (16/11/2024).
Awal Mula Kejadian
Kasus ini bermula dari teror berkepanjangan yang dilakukan oleh AD (Adnan), warga desa setempat yang sangat menginginkan perhatian Novi. Selama enam bulan, Novi mengalami berbagai gangguan dari AD.
“AD ini sukanya luar biasa dengan Novi. Selama 6 bulan diganggu terus. Siang malam, banyak kolor Novi yang dicurinya, pipa air, dan lain-lain,” ungkap Dian.
Novi sempat melaporkan gangguan ini kepada kepala desa. Kepala desa memanggil AD dan meminta keluarganya untuk menasihati AD agar menghentikan tindakannya. Namun, keluarga AD tidak berani bertindak tegas karena takut akan ancaman dari AD.
“Keluarga pelaku tidak bisa mencegah, takut dibunuh oleh pelaku. Kadang lampu dimatikan sampai pukul 12.00 WIB,” ujar Novi.
Puncak Kekesalan Novi
Novi mengaku, setelah berbulan-bulan diteror, ia akhirnya kehilangan kesabaran. Suatu malam, AD kembali mencoba menyelinap masuk ke rumahnya.
“Malam itu pelaku ini mau menyelinap masuk ke rumah. Malam itu aku siram pakai air keras campur air. Kena belakangnya. Tapi waktu itu bukan murni air keras,” jelas Novi.
Akibat kejadian tersebut, AD mengalami luka bakar di punggungnya dan harus dirawat di rumah sakit selama 14 hari.
Tuntutan Hukum dan Ketidakmampuan Membayar Damai
Kasus ini berujung ke pengadilan, di mana Novi akhirnya dijatuhi hukuman 14 bulan penjara. Dian Burlian mengungkapkan bahwa ada pihak yang meminta uang damai sebesar Rp60 juta untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan, namun Novi tidak mampu memenuhinya.
“Dia hanya seorang ibu dengan dua anak. Dari mana dia bisa dapat uang sebanyak itu?” ujar Dian.
Kasus ini telah memicu simpati dari berbagai pihak yang menyoroti tekanan psikologis dan ekonomi yang dialami Novi. Banyak yang menilai hukuman tersebut tidak adil mengingat Novi bertindak karena terdesak oleh teror berkelanjutan yang dilakukan oleh AD.
Dukungan Publik
Kasus Novi kini menjadi perbincangan luas di masyarakat. Dukungan untuk dirinya mengalir dari berbagai kalangan yang mendesak aparat penegak hukum agar mempertimbangkan situasi yang dialami Novi sebelum menjatuhkan hukuman. (Red)