Jakarta – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa status keanggotaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya, termasuk Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, di PDI Perjuangan telah berakhir. Hal ini disampaikan Hasto dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu (4/12/2024).
“Saya tegaskan kembali, Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan. Cita-cita partai yang diperjuangkan sejak masa Bung Karno, sejak PNI ketika kita membangun republik ini, sudah tidak lagi sejalan,” ujar Hasto.
Alasan Perbedaan Prinsip
Menurut Hasto, keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan strategis di internal partai. Ia menyebut bahwa perbedaan prinsip dan visi dalam mengelola bangsa menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut.
“Partai ini didirikan dengan semangat perjuangan dan ideologi yang diwariskan oleh Bung Karno. Ketika terjadi ketidaksejalanan visi, maka kami harus mengambil langkah tegas demi menjaga marwah partai,” tambahnya.
Imbas pada Gibran dan Bobby
Status ini tidak hanya berlaku untuk Jokowi, tetapi juga keluarganya yang sebelumnya aktif di dunia politik, seperti Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Surakarta, dan Bobby Nasution, Wali Kota Medan. Keduanya diketahui telah menempuh jalur politik yang berbeda dan tidak lagi melibatkan PDI Perjuangan.
Hasto tidak merinci lebih jauh mengenai peran keluarga Jokowi dalam dinamika politik ke depan. Namun, ia menegaskan bahwa PDI Perjuangan akan terus konsisten pada jalurnya untuk memperjuangkan ideologi partai tanpa kompromi.
Reaksi Publik dan Pengamat
Pernyataan ini segera menjadi sorotan publik dan menimbulkan berbagai reaksi. Sejumlah pengamat politik menilai keputusan ini menandai titik balik dalam hubungan antara Jokowi dan PDI Perjuangan, partai yang telah mendukungnya sejak Pemilu 2014.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arief Budiman, langkah ini dapat memengaruhi peta politik nasional. “Keputusan ini menunjukkan adanya perbedaan fundamental yang mungkin sudah lama terpendam antara Jokowi dan PDIP. Dampaknya bisa cukup besar, terutama menjelang konsolidasi partai-partai untuk Pemilu 2029,” ujar Arief.
Keberlanjutan Relasi Politik
Meski hubungan politik antara Jokowi dan PDI Perjuangan dinyatakan berakhir, Hasto menekankan bahwa partai tetap menghormati jasa dan kontribusi Jokowi selama menjabat sebagai presiden.
“Kami tetap menghormati Bapak Jokowi atas kerja keras dan pengabdiannya kepada bangsa. Namun, politik adalah soal prinsip dan tujuan jangka panjang, dan kami harus tegas dalam menjaga arah perjuangan kami,” tutup Hasto.
Keputusan ini menandai babak baru dalam dinamika politik Indonesia, yang diprediksi akan terus berkembang seiring dengan langkah-langkah Jokowi dan keluarganya di masa depan.(Red)