Deli Serdang – Seorang warga Deli Serdang, Andreas Sianipar (44), ditemukan tewas diduga akibat penganiayaan berat oleh seorang oknum anggota TNI berinisial Serka H bersama beberapa orang lainnya. Insiden tragis ini dipicu tuduhan bahwa Andreas menghilangkan mobil milik Serka H. Namun, pihak keluarga Andreas membantah tuduhan tersebut dan meminta keadilan atas kejadian ini.
Kronologi Kejadian
Peristiwa bermula pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, ketika Andreas dibawa paksa oleh sekelompok orang menggunakan mobil Ayla dari sebuah gang di Jalan Medan-Binjai Km 10. Teman-teman Andreas yang berada di lokasi sempat mengikuti mobil tersebut menggunakan lima sepeda motor. Namun, mereka diancam oleh kelompok tersebut, sehingga memutuskan untuk pergi.
Andreas kemudian dibawa ke rumah dinas milik Serka H. Di lokasi tersebut, ia diduga mengalami penganiayaan berat oleh 18 orang. Pengeroyokan berlangsung selama sekitar dua jam hingga pukul 03.00 WIB, sebelum dihentikan karena kerumunan massa mulai berdatangan.
Untuk meredakan situasi, Serka H mengklaim kepada warga bahwa Andreas merupakan anggota geng motor yang bermasalah di wilayah tersebut. Pernyataan itu sempat memancing emosi warga, namun mereka akhirnya membubarkan diri setelah diyakinkan bahwa kejadian itu adalah urusan pribadi.
Penganiayaan Berlanjut
Keesokan harinya, sekitar pukul 10.00 WIB, Andreas dibawa ke sebuah kandang lembu dekat asrama milik Serka H. Di lokasi tersebut, penganiayaan terhadap Andreas diduga kembali dilakukan oleh Serka H bersama tiga warga sipil lainnya. Andreas dipaksa untuk memberikan informasi terkait keberadaan mobil yang disebut-sebut hilang.
Setelah itu, Andreas kembali dibawa ke rumah dinas Serka H, di mana ia diduga terus mendapatkan penyiksaan hingga akhirnya tewas.
Penyelidikan Masih Berlangsung
Kasus ini kini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian dan institusi TNI. Pihak keluarga Andreas, melalui kuasa hukum mereka, menegaskan bahwa Andreas tidak pernah terlibat dalam pencurian mobil seperti yang dituduhkan oleh Serka H. Mereka menuntut agar pelaku utama dan semua pihak yang terlibat segera diproses secara hukum.
“Kami ingin kasus ini diusut tuntas. Jangan ada yang dilindungi. Keadilan harus ditegakkan,” ujar salah satu anggota keluarga Andreas.
Hingga berita ini diturunkan, pihak TNI belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, oknum Serka H dan beberapa pihak yang terlibat telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tuntutan Keadilan
Kasus ini memicu kemarahan publik, terutama di kalangan masyarakat Deli Serdang yang mengecam tindakan brutal tersebut. Mereka meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas dan memastikan kasus ini tidak ditutup-tutupi.
Proses penyelidikan diperkirakan akan memakan waktu, mengingat keterlibatan anggota TNI dan warga sipil dalam kejadian ini. Pihak keluarga Andreas berharap kasus ini menjadi titik balik dalam menegakkan keadilan bagi korban kekerasan yang melibatkan oknum berseragam. (Red)