Pemalang – Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Pemalang, Sudarsono, mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarganya menerima ancaman serta teror setelah melontarkan kritik terhadap Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Dalam keterangannya kepada media pada Kamis (09/01/2025), Sudarsono mengaku bahwa ancaman tersebut mulai muncul sejak ia secara terbuka mempertanyakan kebijakan-kebijakan strategis partai yang dinilai tidak sesuai dengan semangat kaderisasi dan perjuangan ideologis di tingkat daerah. Kritikan ini ia sampaikan dalam sebuah pertemuan internal beberapa waktu lalu.
Ancaman dan Teror Kepada Keluarga
Menurut Sudarsono, ancaman tidak hanya ditujukan kepadanya secara pribadi, tetapi juga menyasar keluarganya. “Sejak saya menyampaikan kritik, mulai ada pesan singkat yang bernada ancaman. Bahkan, ada yang secara langsung mengintimidasi keluarga saya. Ini sangat mengganggu ketenangan kami,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ancaman tersebut datang dalam berbagai bentuk, mulai dari telepon tak dikenal hingga pesan yang mengarah pada keselamatan keluarganya. “Keluarga saya mulai merasa tidak nyaman. Anak-anak saya pun kini takut untuk beraktivitas di luar rumah,” katanya.
Isi Kritik Terhadap Hasto Kristiyanto
Sudarsono sebelumnya mengkritik Hasto Kristiyanto terkait kebijakan partai yang dianggap tidak berpihak pada penguatan kaderisasi di daerah. Menurutnya, ada kesenjangan besar antara kebijakan pusat dan implementasi di tingkat daerah, yang berdampak pada lemahnya konsolidasi partai di Pemalang.
“Saya hanya ingin menyuarakan aspirasi kader di daerah. Partai harus lebih memperhatikan perjuangan di akar rumput, bukan hanya fokus pada agenda elite pusat,” tegasnya.
Respon DPC dan DPP PDI Perjuangan
Hingga saat ini, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pemalang belum memberikan tanggapan resmi terkait pengakuan Sudarsono. Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, termasuk Hasto Kristiyanto, juga belum merilis pernyataan mengenai isu ancaman dan teror yang dialami oleh kader di daerah tersebut.
Namun, salah satu sumber internal PDI Perjuangan yang enggan disebutkan namanya menyebut bahwa kritik semacam ini harusnya diselesaikan melalui mekanisme internal partai tanpa menimbulkan kegaduhan di publik.
Langkah Hukum Sudarsono
Sudarsono menyatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangkan langkah hukum untuk melindungi dirinya dan keluarganya. “Saya tidak akan tinggal diam. Jika ancaman ini terus berlanjut, saya akan melapor ke pihak kepolisian. Tidak ada yang boleh menggunakan cara-cara intimidasi dalam demokrasi,” ujarnya dengan tegas.
Ia juga berharap agar pimpinan partai di pusat dapat turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. “Sebagai partai yang menjunjung tinggi nilai demokrasi, PDI Perjuangan harus memastikan tidak ada kader yang dirugikan hanya karena menyampaikan kritik yang membangun,” katanya.
Reaksi Publik
Kasus ini mendapat perhatian dari sejumlah pihak, termasuk aktivis dan pengamat politik. Mereka menilai bahwa ancaman terhadap Sudarsono mencerminkan masalah serius dalam pengelolaan dinamika internal partai. “Kritik adalah bagian dari demokrasi internal. Jika kritik dibalas dengan ancaman, maka itu merusak semangat demokrasi yang selama ini digaungkan,” ujar seorang pengamat politik lokal.
Kasus ini diharapkan dapat segera menemukan titik terang melalui mediasi internal partai, serta memastikan keamanan bagi Sudarsono dan keluarganya. (Red)